Syari'at Thariqat dan Haqiqat yang mudah untuk dipahami
Rangkang Beut - Gambaran Syari'at Thariqat dan Haqiqat yg sangat mudah untuk dipahami dari Sayyid Abu Bakar Syatho Ad-dimyati dalam kitabnya kifayatul Atqiya' (pemilik kitab I'anatut Thalibin).
Inti keterangan singkat hal.9 nadhom ke-5:
(فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَةٍ وَطَرِيقَةٌ -٥- كَالْبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلَا)
Mengenai *Syari'at Thariqat dan Haqiqat,* para Ulama' memberikan gambaran atau contoh supaya mudah untuk dipahami bahwa ke-tiga2nya harus ditempuh oleh salik(orang yg menghendaki perjalanan akhirat/wushul ilallah) dan tidak boleh hanya menempuh sebagian sebagian saja/salah satunya saja.
Gambaran pertama:
Syari'at itu laksana perahu.
Thariqat itu laksana lautan.
Haqiqat itu laksana intan berlian.
Yg perlu diketahui adalah tujuan inti adalah menggapai *intan berlian* yg sangat indah, mahal harga, dan pemiliknya mempunyai kemuliaan keluhuran.
Akan tetapi intan berlian tersebut berada ditengah lautan didasar lautan,
Engkau tidak akan bisa sampai ke intan berlian sebelum engkau mencapai di lautan,
Dan engkau tidak akan bisa mengarungi lautan sebelum engkau menaiki kapal,
Jadi, meskipun tujuan inti adalah intan berlian(haqiqat), akan tetapi engkau tidak akan bisa menggapainya sebelum engakau sampai di lautan(thariqat), dan engkau tidak akan bisa mengarungi lautan(thariqat) sebelum engkau menaiki kapal(syari'at),
Jadi, antara Syari'at Thariqat dan Haqiqat itu harus ditempuh semuanya oleh salik.
Sebagian Ulama' lain menggambar *Syari'at Thariqat dan Haqiqat* dengan perumpamaan *seperti kelapa:*
Syari'at itu laksana kulitnya,
Thariqat itu laksana santannya,
Haqiqat itu laksana minyaknya(minyak kelapa).
Engkau tidak akan bisa sampai pada minyak kelapa sebelum engkau mencapai santannya, sebab proses keluarnya minyak kelapa itu harus merebus santan terlebih dahulu,
Dan engkau tidak akan bisa sampai pada santan kelapa sebelum engkau melepas kulit terlebih dahulu.
Jadi, meskipun tujuan inti adalah minyak kelapa, namun engkau harus menempuh santan dan kulitnya terlebih dahulu.
Itulah gambaran Syari'at Thariqat dan Haqiqat yg tidak bisa dipisah2kan.
2 gambaran ini sangat mudah dipahami bagi kalangan awam seperti kita, sudah sepatutnya kita bersyukur ada Ulama' yg memberikan gambaran semacam itu sehingga kita tidak tersesat dalam memahami Syari'at Thariqat dan Haqiqat. (***)
__________
(فَشَرِيعَةٌ كَسَفِينَةٍ وَطَرِيقَةٌ -٥- كَالْبَحْرِ ثُمَّ حَقِيقَةٌ دُرٌّ غَلَا)
شروع في بيان ما مثّل القوم الثلاثة به، مثّلوا الشريعةَ بالسفينة في أنها سبب في الوصول إلى المقصد، والطريقةَ بالبحر في أنها محل للمقصد، والحقيقةَ بالدر في الانتفاع والعلو، فلا يصل الشخص للحقيقة التي هي الدر إلا بعد وصوله للبحر الذي هو محله، ولا يصل له إلا بالسفينة.
ومثّل بعضهم الثلاثة بالجوز؛ فالشريعة كالقشر، والطريفة كاللب، والحقيقة كالدهن، فلا يتوصل للدهن إلا بعد الوصول للب، ولا يتوصل له إلا بعد الوصول للقشر.
الإعراب: (فَشَرِيعَةٌ) الفاء فاء الفصيحة أي إذا أردت معرفة مثل الثلاثة (فَـ)أقول لك: (شَرِيعَةٌ الخ)، و (شَرِيعَةٌ) مبتدأ، والمسوغ وقوعه في مقام التفصيل، و (كَسَفِينَةٍ) متعلق بمحذوف، خبر المبتدإ، (وَطَرِيقَةٌ) مبتدأ، و (كَالْبَحْرِ) متعلق بمحذوف خبره، والجملة معطوفة على الجملة قبله، (ثُمَّ) حرف عطف وهي للتراخي في الرتبة، و (حَقِيقَةٌ) مبتدأ، و (دُرٌّ) خبر المبتدإ، وهو بضم الدال، والتركيب المذكور نظير زيد أسد أو قمر، فهو على التشبيه البليغ أي حَقِيقَةٌ مثل الدر، و (غَلَا) فعل ماض وفاعله ضمير يعود على (دُرٌّ) وألفه للاطلاق، والجمله صفة لـ (دُرٌّ)، أي در غال. [كفاية الأتقياء ٩]
No comments:
Post a Comment