Imam Nawawi sang Wali Qutub
Rangkang Beut - Imam Ibnul Attar (murid Imam Nawawi) menceritakan, "Syeikh Abul Qosim Al-Mizzi menyampaikan kepadaku bahwa suatu malam beliau bermimpi melihat banyak bendera dikibarkan dan gendang-gendang yg dipukul", kemudian beliau bertanya, "apa ini?", kemudian dijawab,
"الليلة قُطِّبَ يحيى النووي"
"Malam ini, Yahya An-Nawawi diangkat menjadi wali quthb"
Syeikh Al-Mizzi melanjutkan, "kemudian aku terbangun, aku tidak tahu siapa Yahya An-Nawawi itu dan belum pernah mendengarnya, hingga suatu saat aku pergi ke Damaskus karena sebuah hajat, dan bertanya tentang nama itu, orang-orang menjawabku bahwa Yahya An-Nawawi adalah guru besar di Darul Hadits dan sekarang beliau sedang duduk di sana, kemudian aku masuk, tatkala Imam Nawawi melihatku, beliau bangkit dari duduknya dan mengarah kepadaku, beliau mengatakan,
"اكتم ما معك ولا تحدث به أحدا"
"Sembunyikan apa yg kamu lihat dan jangan ceritakan siapapun", kemudian beliau balik ke tempat duduk semula".
Sangat masyhur di kalangan para ulama bahwa Imam Nawawi selain seorang yg 'alim dan faqih, beliau juga adalah seorang wali Allah yg sangat zuhud dan wara'.
Di antara karamah beliau:
- Imam Suyuthi menukil kisah dari Syeikh Syamsuddin Al-Aizariy bahwa penjaga gerbang madrasah Rawahiyyah (di Damaskus) bercerita,
"Suatu malam sy melihat Imam Nawawi hendak keluar madrasah, kemudian sy membuntuti beliau dari belakang, anehnya gerbang madrasah terbuka untuk Imam Nawawi padahal beliau tidak membawa kuncinya, beliau pun keluar dan sy berjalan bersamanya beberapa langkah, tiba-tiba kami berada di Mekkah, Imam Nawawi kemudian berihram, tawaf, dan sa'i hingga pertengahan malam, setelah itu beliau balik dan sy masih berjalan di belakangnya, tiba-tiba kami kembali di Rawahiyyah.
[المنهاج السوي في ترجمة الإمام النووي للسيوطي، ٤٧]
- Imam Qolyubi menulis dalam Hasyiahnya atas Syarah Mahalli bahwa di antara karamah Imam Nawawi adalah telunjuk beliau bersinar saat menulis ketika penerang beliau habis.
[حاشية قليوبي، ٧٠]
Dan masih banyak lagi, tapi karamah beliau yg terbesar adalah diterimanya setiap karangan beliau oleh ummat dari masa ke masa, dari matan yg terkecil sampai karangan beliau yg berjilid-jilid.
Kita bisa saksikan, hampir setiap majelis ada kajian Riyadhus Sholihin, hampir setiap tholib menghafal hadits Arbain, bahkan hampir setiap syeikh punya karangan syarah hadits Arbain, hampir setiap penghafal Qur'an mengkaji At-Tibyan, hampir setiap madrasah menjadikan Minhajut Tholibin sebagai kurikulum fiqihnya, dll. Imam Dzahabi mengatakan,
"ليتني أعلم ما فعل النووي مع الله تعالى حتى كانت له هذه المكانة والقبول"
"Seandainya saya tau apa amalan Imam Nawawi sehingga ia memperoleh derajat dan penerimaan seperti ini"
__
"وجرى لي معه وقائع، ورأيت منه أمورا تحتمل مجلدات"
(الإمام ابن العطار)
No comments:
Post a Comment