Dalam Cinta Kita Sering Harus Berpura-pura
Lifestyle - Dalam rumah tangga, kita sering berpura-pura kuat dan kadang, justru karena terlalu mencinta, kita perlu berpura-pura.
Seorang suami berpura-pura tegar, meski pikirannya sesak oleh angka-angka kebutuhan rumah tangga. Ia tertawa dan berkata, “Semua baik-baik saja, kok,” padahal di balik tawanya, ada beban yang hampir tak sanggup ia panggul. Bukan karena ingin berbohong, tapi karena tak ingin istri dan anak-anaknya ikut lelah dan khawatir.
Seorang istri berpura-pura puas, saat menerima hadiah sederhana dari suaminya. Ia tersenyum hangat dan berkata, "Waahh, ini sudah lebih dari cukup, aku bersyukur banget dapetin kamu." Padahal kadang, dalam diamnya, ia sempat ingin sesuatu seperti yang dimiliki temanny, tapi ia simpan semua itu rapat-rapat, ia bungkus perasaannya dengan syukur yang tulus karena tak ingin harga diri suaminya terluka oleh keinginan yang sebenarnya bisa ditunda.
Seorang Ibu berpura-pura tak melihat anaknya jatuh, agar si kecil belajar bangkit sendiri tanpa drama air mata, padahal hati ibunya ikut jatuhberkeping-keping bersama luka kecil di lutut anaknya.
Seorang Ayah berpura-pura tidak panik saat anak demam tinggi. Ia tampak tenang, padahal dalam hatinya ia sudah membayangkan kemungkinan buruk, dan hanya bisa berdoa diam-diam: “Ya Tuhan, sehatkan anakku…”
Seorang kakek dan nenek berpura-pura masih punya uang, ketika cucu merengek minta mainan. Dengan senyum mereka berkata, “Ambil saja, nak, Kakek masih punya banyak.” Padahal itu adalah uang terakhir di dompet, dan mereka tak akan bilang pada siapa-siapa karena cinta kadang membuat kita rela tidak punya, asal orang yang kita sayang tidak kekurangan.
Kadang, seseorang yang mencintaimu sungguh-sungguh akan berkata: “Bahagialah bersamanya ya,” padahal di dadanya ada cinta yang sedang ia kuburkan hidup-hidup. Ia berpura-pura ikhlas, bukan karena tidak merasa sakit, tapi karena terlalu mencintaimu untuk membuatmu bersalah atas bahagiamu.
Ia berpura-pura mengucap restu, sementara hatinya ia benamkan dalam doa-doa paling lirih yang tak pernah kau dengar.
Seorang istri kadang berpura-pura tidak tahu, saat suaminya mulai tertarik pada wanita lain. Ia diam bukan karena bodoh, tapi karena tahu, jika ia bicara saat hatinya belum tenang, maka rumah bisa retak oleh emosi yang salah tempat. Ia tahan kecewa dan cemburu dalam diam, karena yang ia jaga bukan hanya hatinya, tapi juga keutuhan rumah tangganya.
Seorang ibu kadang berpura-pura sehat, padahal tubuhnya panas dingin, tapi ia tetap memasak, menyapu, menyuapi anak-anak karena ia tahu: jika ia sakit, semua ikut lemah. Maka ia menjadi perempuan paling kuat, padahal tubuhnya bahkan gemetar saat mengangkat panci.
Dalam banyak hal, sering kali kita berpura-pura. Bukan karena tak jujur, tapi karena terlalu mencinta karena tak ingin melukai, tak ingin membebani, tak ingin menambah luka dan justru di balik pura-pura itulah kadang cinta yang paling besar dan paling dalam bersembunyi karena cinta tak selalu diucapkan. Kadang ia hanya dirasakan, diwujudkan dalam pengorbanan-pengorbanan kecil yang diam-diam, yang tak pernah ditagih balasannya.
Maka jika hari ini kamu melihat seseorang yang berpura-pura tak apa-apa padahal tidak baik-baik saja, peluklah dia, atau paling tidak: pahami karena mungkin, cintanya terlalu dalam, hingga tak sempat ia pikirkan dirinya sendiri. (***)
No comments:
Post a Comment